Wednesday, March 5, 2014

pada pematang ini
dalam hampar sawah maha luas
dan rerimbun pepohonan nun di sana
kita lanjutkan langkah
tangan kita saling berpilin
kaki-kaki kita menjejak
dengan empat kurcaci di belakang kita
yang membesar dari hari ke hari
sesekali berlari mendului kita
sesekali kau memekik kecil
bukan karena kerikil
tapi  jarum-jarum pucuk rerumputan
menusuk kakimu
sesekali kita terjatuh
oleh jerat-jerat rerumputan yang memanjang
sesekali kita mendongak pada cakrawala
berharap gerimis menepis dahaga kita
atau hujan membasahi tubuh-tubuh kita
sesekali kau juga berkesah
karena gerimis tak kunjung curah
sesekali kau juga memekik
karena hujan tak juga rintik
sesekali kau juga mengisak
karena kakimu terinjak
namun tak pernah kaulepas tanganmu
dari tanganku
dan kita terus melangkah
menuju oase yang kadang fatamorgana
pada pematang ini
kita semakin matang
makin mampu mengusir berang
dan kuharap cinta kita tak pernah lekang

050314

2 komentar:

khodimukum abu asad nawirah alhabsyi said...

ABA CERITAIN ANE KENAPE PADA KAMUFLASE DI MAYA INI YEEH
NOVEL RAHMAH ALHABSYIALATAS

Unknown said...

Hidup pada dasarnya penuh dengan kamuflase, bukan?

PEMASUKAN :
tgl 27 Feb 2019
1.Masjid =Rp.250.000
2.Tromol =Rp.173.000
Jumlah =Rp.423.000

PENGELUARAN :
Ta'lim =Rp.179.000
SALDO Rp.244.000
Bendahara
1.Ali Agus
2.Basri Arbain

Ketua Majlis
Mahyuddin Hanafi




Total Pageviews

Video Majlis AlAbror

Popular

Buku Tamu

Sahabat