Monday, December 14, 2015

Percaya atau tidak, hutan mangrove (bakau) jadi salah satu penjamin keberlangsungan hidup manusia. Karena itu, amat sangat penting menjaga kelestarian mangrove, hutan-hutan bakau di pantai-pantai di seluruh Indonesia.

Menjaga kelestarian mangrove sama dengan menjaga ekosistem alam. Menjaga ekosistem alam juga menjaga kelestarian hidup manusia.

Ada begitu banyak manfaat yang bisa didapat dari menjaga hutan bakau ini. Sebut misalnya menjaga intrusi air laut atau air laut yang rembes jauh ke daratan.

Mangrove juga mampu menjaga erosi dan abrasi pantai. Tanpa mangrove, pantai bakal terus tergerus dan itu, langsung atau tidak, mengancam kehidupan manusia.

Akar-akar mangrove juga jadi tempat tumbuh dan berkembangnya sejumlah biota laut dan hewan lain. Sementara hutan-hutannya jadi tempat yang nyaman bagi hewan-hewan seperti monyet.

Buah-buah mangrove juga dapat dikonsumsi sebagai minuman yang menyegarkan. Jadi, ada nilai ekonomisnya juga.

Dan, pada sebagian kawasan, hutan mangrove yang luas dapat juga dijadikan arena eko wisata.

Hebat kan?

Tapi, siapa yang bertugas menjaga kelestarian mangrove? Kementerian Kelautan dan Perikanan? Kementerian Lingkungan Hdup dan Kehutanan?

Ah, pada dasarnya, kita semua patut menjaga kelestarian hutan-hutan mangrove agar jumlah dan luasnya tak terus berkurang. Mengapa? Karena ini kan menyangkut hajat hidup kita juga.

Saat ini, hutan-hutan mangrove dijaga oleh orang-orang yang tinggal atau berdekatan dengan pantai. Mereka ada yang sendiri-sendiri, ada juga yang membentuk kelompok-kelompok. Tugas mereka, tak cuma menjaga mangrove-mangrove yang ada, tapi juga melakukan penanaman mangrove-mangrove baru.

Nah, dalam kaitan itu, Menteri Kelautan dan Perikanan mengumpulkan para penggiat mangrove dari seluruh Indonesia dalam kegiatan Sarasehan Laskar Pelindung Mangrove.

Saya secara kebetulan hadir di acara hari terakhir, Sabtu (12/10) dari acara yang digelar di sebuah hotel di Jakarta Pusat sejak 10 Desember dan diikuti sekitar 100 penggiat mangrove di seluruh Indonesia.

Menurut Yanthi Munthe, salah satu narasumber pada acara itu, kegiatan digelar untuk Meningkatkan Peran, Motivasi, dan Jejaring Masyarakat dalam Restorasi Mangrove di Pesisir Pantai.

Pada acara itu, Yanthi secara menarik memberi motivasi kepada para peserta karena diselingi dengan sejumlah candaan.

“Memang harus disampaikan serileks mungkin. Mereka orang-orang pesisir yang hidupnya keras. Kalau tidak dibawakan secara rileks, bisa berantakan,” kata Yanthi.

Sejumlah kelompok, pada acara terakhir itu, mengungkapkan tekadnya untuk memperluas hutan mangrove di bawah pengawasan mereka. Ada yang siap menanam kembali bibit mangrove sebanyak 5.000 pohon.

“Ingat ya, enam bulan ke depan saya akan datang untuk melihat bagaimana hasilnya,” kata Yanthi.

Tekad seperti itu memang harus didukung, terutama  juga dari pemerintah. Bagaimanapun, kita semua harus terus berupaya menyelamatkan hutan mangrove agar ekosistem alam berjalan dengan baik dan kita semua hidup dengan nyaman.

0 komentar:

PEMASUKAN :
tgl 27 Feb 2019
1.Masjid =Rp.250.000
2.Tromol =Rp.173.000
Jumlah =Rp.423.000

PENGELUARAN :
Ta'lim =Rp.179.000
SALDO Rp.244.000
Bendahara
1.Ali Agus
2.Basri Arbain

Ketua Majlis
Mahyuddin Hanafi




Total Pageviews

Video Majlis AlAbror

Popular

Buku Tamu

Sahabat