Pada tiris gerimis kutitipkan sayap-sayap
luka, rindu yang sembab, dan angin dingin membiarkannya menari bersama
daun-daun luruh
Pada angin kusampirkan bibir-bibir kelu, mimpi
yang patah, dan angin dingin membiarkannya meruap bersama rembang senja
Pada debu kuterbangkan telinga-telinga tuli,
asa yang retak, dan angin dingin membiarkannya lindap bersama pekat malam
Padamu, para raksasa, pernah kutitipkan segala
asa, namun kauberikan telaga utopia
Maka biarkan kuempaskan sayap lukaku, rindu
sembabku, bibir keluku, mimpi patahku, telinga tuliku, asa retakku
0 komentar:
Post a Comment