Pernahkah kaudengar kisah tentang air mata
dari tangis tanpa suara dan jerit tanpa lengking dan keluh tanpa desah dan
pandang tanpa mata dan geram tanpa dentam?
Maka longoklah dusun tanpa langit tanpa air
tanpa hujan tanpa embun tanpa api tanpa angin tanpa kesiak tanpa gerak....
Tentang bocah yang rembes hidung dan duburnya,
kepala tanpa rambut, kelopak tanpa mata, mulut tanpa bibir, bibir tanpa senyum,
tubuh tanpa daging, perut penuh angin, tangis tanpa suara, menutur tawa yang
lari ke kota...
Tentang ibu yang menggelambir susunya, beriab
rambutnya, penuh rekah kulitnya, kehabisan tangisnya, kehilangan tawanya,
teronggok keluh kesahnya, tiada impian, tiada harapan, menyiak-nyiak tawa yang
lari ke kota...
Tentang laki-laki yang pecah-pecah tapak
kakinya, penuh minyak kulitnya, beriab rambutnya, parau suaranya, tanpa senyum,
tanpa tawa, tanpa tangis, tanpa hasrat, tanpa impian, tanpa harapan,
menyibak-nyibak tawa yang lari ke kota...
Masihkah kaupikir kaupahlawan sementara nafsumu
tak mampu kaulawan?
0 komentar:
Post a Comment